Postingan

Percakapan Tengah Malam Lintas Benua

A : "Ternyata kita punya banyak sekali kegiatan dalam daftar keinginan kita ya haha.." B : "Iya ya? Ternyata kita sama sama banyak maunya hahaha" A : "Lalu bagaimana?" B : "Bagaimana apanya? Datanglah kemari. Cepatlah pulang. Akan kita lakukan semua bersama satu per satu. Maukah?" A : "Haruskah kita melakukannya satu per satu bersama-sama. Ataukah kita harus menghapusnya satu per satu?" B : "Loh? Kenapa harus dihapus? Kamu tau kita bisa lakukan semua ini. Ayolaah cepat pulang" A : "Kamu tau waktu kita tidak banyak mas.." B : "Ah kamu ini. Berbakat sekali merusak suasana!" A : "Menikahlah mas. Aku rela. Jangan ada rasa bersalah di hatimu."

Déjà vu

Kejadiannya sama Pelakunya berbeda. Sudahkah semua direncana? Kalian ini bersekutu atau bagaimana? Berkedok cinta monyet masa lalu, yang sudah berlapis debu. Kalian datang satu per satu. Membangkitkan kembali rasa itu, bersikap tak tahu malu. Padahal kau yang pergi lebih dulu. Aku betul kan? Satu per satu kalian datang saat kita sudah beranjak dewasa. Kembali membawa rasa, seolah itu nyata. Membuat segalanya tampak bisa ku sentuh. Tanpa ku tahu itu hanyalah ilusi yang rapuh. Dan aku terjatuh. Yang satu datang membawa harapan yang nyaris nyata. Sudah kugenggam tanganmu sore itu. Tak lupa bibir ini kau kecup. Hingga tanpa sadar peluh sudah menjadi satu. Ku kira, itu sudah segalanya. Tapi ternyata setelahnya kau sudahi semua. Haha, lucunya. Aku sebodoh itukah? Di lain hari datang si manis. Dengan malu-malu menawarkan permen miliknya. Dengan tersipu mengajakku melihat tempat persembunyiannya. Mengajakku mengarungi hidup bersama. Selang minggu berlalu, ku lihat...

Selamat Tinggal

Rasanya terlalu mustahil untuk jadi nyata. Masih terasa debar di dada. Tapi kenapa, tidak terlihat dipandangan mata? Bibirku masih terasa lembab Sedang mataku semakin sembab Seiring dirimu yang kian lenyap. Ahh, akhirnya hujan turun juga Tepat setelah kamu tiada. Kali ini Tuhan tidak bercanda, Ia membantu ku meyamarkan luka

Icarus

Kamu begitu hangat Hingga aku terlena Dan tersesat Kamu begitu ramah Hingga aku amat betah Tanpa sadar sayapku mulai patah Ternyata aku lupa Kamu adalah matahari Yang tak seharusnya ku dekati Karena aku bisa mati

Satu pagi di dermaga baru

Duh mas, kopiku terlalu cair. Tidak sekental kopi buatanmu pagi itu. Sudah seminggu ini aku mencoba membuat kopi seperti buatanmu kemarin, tapi selalu gagal. Padahal aku sudah menggunakan kopi pemberianmu. Aku juga sudah mengikuti semua instruksi darimu. Tapi selalu saja gagal. Pagi ini, setelah melakukan percobaanku yang ke tujuh kali. Aku duduk di pelataran, menyesap kopi (gagal) buatanku sambil membayangkan rasa kopi lombok buatanmu pagi itu. Aku sedikit kacau malam ini mas. Entah rasanya begitu aneh. Benarkah aku hanya menginginkan kopi buatanmu.. Ataukah aku rindu dekapanmu pagi itu.. Bersama berdua menyambut fajar. Yang tak mungkin bisa kita lakukan lagi, Di kemudian hari

Satu Minggu Setelah Kamu Mengucapkan "I Love You"

Perlahan namun pasti kamu mulai melepaskan genggamanmu. Aku merasakan jemarimu menjauh, sentuhmu menjadi samar, kemudian hilang. Sesaat setelah kamu melepaskannya, aku merasa kosong. Kosong yang menyesakkan. Aku berhenti bernapas sejenak. Untuk beberapa detik jantungku berhenti berdetak. Seolah terputus dari sumber energi. Namun kuingatkan diriku untuk kembali bernapas, Agar jantungku dapat kembali berdetak. Agar aku dapat memahami apa yang sedang terjadi. Kamu hanya berdiri disana. Begitu saja, dalam diam. Aku tidak bisa menerka, hatimu sesungguhnya. Masih jelas dalam ingatanku, Setiap jengkal dirimu. Setiap detik malam itu. Hanya sebuah kalimat singkat yang keluar dari bibir indahmu, memecah sunyi diantara kita. "Maaf dek, kita nggak bisa bersama lagi." Begitu saja. 7 kata yang menusukku bagai 77 belati. Begitu saja, kamu membalikkan badan, lalu pergi menjauh. Tak sekalipun menoleh kembali. Aku membatu. Di tempat yang sama. Masih merasa p...

Petuah Orang (Tua)

"Aku udah pernah merasakan apa itu yang namanya sungguh-sungguh patah hati. Aku pernah tau rasanya sakit hati yang rasanya benar-benar membunuh. Bisa kamu bayangin? 8 tahun bersama dan di suatu malam aku iseng coba hack sosial media dia. Dan aku menemukan DM nya, chat di WA, chat di FB, semuanya ke laki-laki lain. Sungguh-sungguh malam itu aku hancur." Suara laki-laki di seberang sana tiba-tiba hening, sedikit terdengar hembusan napasnya yang berat. Mungkin saja dia berhenti untuk menyulut sebatang rokok. Kebiasaannya adalah merokok bila mulai membahas masalah yang cukup berat, walaupun sebenarnya dia bukan perokok berat. Kemudian dia melanjutkan, "Jadi buatku, kalau sakit hati yang kecil-kecil itu ku anggap kayak nggak ada, sama sekali nggak ku masukin dalam hati. Aku udah pernah ngerasain yang lebih sakit dari ini, udah pernah tergores belati yang paling beracun, pada malam itu, jadi kalau cuma masalah di block atau apalah itu, aku sama sekali nggak ...